Followership
-
Robi Maulana - 28 May, 2025
Followership di Tempat Kerja: Tinjauan Komprehensif
Followership, sebuah aspek penting namun sering terabaikan dari dinamika organisasi, mengacu pada perilaku, sikap, dan peran individu yang mengikuti pemimpin dalam lingkungan kerja. Berbeda dengan leadership (kepemimpinan) yang telah banyak dipelajari, followership mencakup perilaku proaktif dan reaktif dari para pengikut (followers) yang secara signifikan memengaruhi hasil organisasi. Followership bukan sekadar kepatuhan, tetapi melibatkan keterlibatan aktif, berpikir kritis, dan kemampuan untuk mendukung serta menantang pemimpin secara konstruktif. Pengantar ini akan membahas konsep followership, dampaknya terhadap kinerja kerja (job performance), dan bagaimana konsep ini telah diteliti di Indonesia, berdasarkan makalah ilmiah terkini dan sumber terpercaya yang ditinjau sejawat (peer-reviewed).
Konsep Followership
Followership adalah konsep multifaset yang mencakup berbagai gaya dan perilaku, seperti proactive, passive, dan constructive followership. Proactive followership melibatkan pengikut yang mengambil inisiatif dan secara aktif berkontribusi pada tujuan organisasi, sementara passive followership melibatkan keterlibatan minimal dan sekadar kepatuhan. Constructive followership menyeimbangkan dukungan dan evaluasi kritis, memastikan bahwa pemimpin menerima umpan balik yang berharga dan pengikut tetap terlibat dan termotivasi. Perilaku dan sikap pengikut dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap pemimpin, budaya organisasi, dan sifat pribadi, yang secara kolektif berdampak pada kinerja kerja dan keberhasilan organisasi (Kelley, 2008).
Definisi dan Pentingnya Followership di Tempat Kerja
Konsep Followership
Followership, sebuah konsep yang sering dibayangi oleh leadership, mengacu pada perilaku, sikap, dan dinamika individu yang mengikuti pemimpin dalam konteks organisasi. Ini mencakup kesediaan pengikut untuk mendukung, bekerja sama, dan menyelaraskan diri dengan tujuan dan arahan pemimpin mereka. Followership bukan hanya tentang ketaatan, tetapi melibatkan pemikiran kritis, inisiatif, dan keterlibatan aktif di tempat kerja (Pearce & Manz, 2020).
Dasar Teoritis Followership
Dasar teoritis followership berakar pada berbagai teori kepemimpinan (leadership), termasuk transformational leadership, servant leadership, dan situational leadership. Teori-teori ini menekankan hubungan timbal balik antara pemimpin dan pengikut, menyoroti pentingnya saling menghormati, kepercayaan, dan komunikasi. Teori-teori followership, seperti Followership Development Model oleh Chaleff (2009), memberikan kerangka kerja untuk memahami berbagai peran dan perilaku pengikut di tempat kerja (Chaleff, 2009).
Peran Followership dalam Keberhasilan Organisasi
Followership memainkan peran penting dalam keberhasilan organisasi dengan menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif dan suportif. Followership yang efektif berkontribusi pada peningkatan keterlibatan karyawan (employee engagement), peningkatan produktivitas, dan peningkatan kinerja organisasi. Pengikut yang proaktif, bertanggung jawab, dan berkomitmen pada peran mereka dapat secara signifikan meningkatkan efektivitas keseluruhan organisasi (Kelley, 1992).
Penelitian Followership di Indonesia
Penelitian tentang followership di Indonesia telah menarik perhatian dalam beberapa tahun terakhir, dengan para akademisi menggali dinamika budaya dan organisasi unik yang memengaruhi perilaku pengikut. Studi-studi telah menyoroti pentingnya nilai-nilai budaya, seperti kolektivisme dan penghormatan hierarkis, dalam membentuk praktik followership di tempat kerja Indonesia. Sebagai contoh, penelitian oleh Suharyo dan rekan (2023) menguji dampak nilai-nilai budaya pada perilaku pengikut dan menemukan bahwa pengikut dalam organisasi Indonesia cenderung menunjukkan tingkat loyalitas dan kepatuhan yang tinggi, yang penting untuk menjaga hubungan kerja yang harmonis (Suharyo et al., 2023).
Dampak Followership terhadap Dinamika dan Hasil Kerja
Followership dan Keterlibatan Karyawan (Employee Engagement)
Keterlibatan karyawan adalah hasil penting dari followership yang efektif. Pengikut yang terlibat dan termotivasi lebih mungkin berkontribusi secara positif terhadap tujuan dan sasaran organisasi. Penelitian menunjukkan bahwa organisasi dengan tingkat keterlibatan karyawan yang tinggi mengalami tingkat turnover (pergantian karyawan) yang lebih rendah, produktivitas yang lebih tinggi, dan kepuasan pelanggan yang lebih baik. Dalam konteks tempat kerja Indonesia, studi telah menunjukkan bahwa pengikut yang merasa dihargai dan didukung oleh pemimpin mereka lebih mungkin untuk terlibat dan berkomitmen pada peran mereka (Bakker & Demerouti, 2008).
Followership dan Budaya Organisasi
Budaya organisasi memainkan peran penting dalam membentuk perilaku followership. Di tempat kerja Indonesia, penekanan budaya pada hierarki dan penghormatan terhadap otoritas dapat memengaruhi cara pengikut berinteraksi dengan pemimpin mereka. Penelitian menunjukkan bahwa pengikut dalam organisasi hierarkis cenderung menunjukkan tingkat kepatuhan dan loyalitas yang lebih tinggi, yang dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih kohesif dan stabil. Namun, penting untuk menyeimbangkan norma-norma budaya ini dengan kebutuhan akan inovasi dan pemikiran kritis untuk menumbuhkan budaya organisasi yang dinamis dan adaptif (Hofstede, 2010).
Followership dan Pengembangan Kepemimpinan (Leadership Development)
Hubungan antara followership dan pengembangan kepemimpinan bersifat dua arah. Followership yang efektif dapat meningkatkan pengembangan kepemimpinan dengan memberikan umpan balik dan dukungan yang berharga kepada pemimpin. Sebaliknya, kepemimpinan yang kuat dapat menumbuhkan budaya followership yang efektif dengan memberdayakan pengikut dan mendorong partisipasi aktif mereka dalam tujuan organisasi. Dalam konteks tempat kerja Indonesia, penelitian telah menyoroti pentingnya program pengembangan kepemimpinan yang menekankan hubungan timbal balik antara pemimpin dan pengikut (Day, 2001).
Followership dan Pengambilan Keputusan (Decision-Making)
Followership memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan dalam organisasi. Pengikut yang proaktif dan terlibat dapat menyumbangkan wawasan dan perspektif berharga yang meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Di tempat kerja Indonesia, penelitian menunjukkan bahwa pengikut yang merasa diberdayakan untuk menyuarakan pendapat dan ide mereka lebih mungkin berkontribusi pada proses pengambilan keputusan yang efektif. Pendekatan kolaboratif ini dapat menghasilkan keputusan yang lebih inovatif dan terinformasi dengan baik yang bermanfaat bagi organisasi secara keseluruhan (Kouzes & Posner, 2007).
Followership dan Inovasi
Inovasi adalah pendorong penting keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada budaya inovasi. Pengikut yang didorong untuk berpikir kreatif dan mengambil inisiatif dapat membawa ide dan perspektif baru ke dalam organisasi. Di tempat kerja Indonesia, penelitian menunjukkan bahwa pengikut yang merasa diberdayakan untuk berinovasi lebih mungkin berkontribusi pada pertumbuhan dan daya saing organisasi. Penekanan pada inovasi ini dapat mengarah pada pengembangan produk, layanan, dan proses baru yang meningkatkan posisi pasar organisasi (Amabile, 1998).
Penelitian Followership di Indonesia
Followership dan Pengembangan Kepemimpinan (Leadership Development)
Followership dan pengembangan kepemimpinan memiliki kaitan yang erat, di mana masing-masing saling memengaruhi dalam konteks organisasi. Di Indonesia, interaksi antara kedua konsep ini menjadi subjek penelitian yang terus berkembang.
Studi menunjukkan bahwa followership yang efektif dapat meningkatkan pengembangan kepemimpinan dengan memberikan umpan balik yang konstruktif dan dukungan kepada para pemimpin. Sebaliknya, praktik kepemimpinan yang kuat dapat menumbuhkan budaya followership yang terlibat dan proaktif. Penelitian oleh Wirawan, Jufri, dan Saman (2020) meneliti hubungan antara authentic leadership dan psychological capital, menyoroti bagaimana pemimpin yang menunjukkan keaslian dapat menginspirasi pengikut untuk mengembangkan sumber daya psikologis mereka, seperti ketahanan (resilience) dan optimisme (Wirawan et al., 2020).
Di tempat kerja Indonesia, penekanan budaya pada hierarki dan penghormatan terhadap otoritas dapat memengaruhi cara pengikut berinteraksi dengan pemimpin mereka. Pengikut dalam organisasi yang hierarkis cenderung menunjukkan tingkat kepatuhan dan loyalitas yang lebih tinggi, yang berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih stabil. Namun, penting untuk menyeimbangkan norma budaya ini dengan kebutuhan akan inovasi dan pemikiran kritis guna menumbuhkan budaya organisasi yang dinamis dan adaptif (Hofstede, 2010).
Followership dan Inovasi
Inovasi adalah pendorong penting keberhasilan organisasi, dan followership memainkan peran sentral dalam menumbuhkan budaya kreativitas dan inovasi. Di Indonesia, penelitian menunjukkan bahwa pengikut yang merasa diberdayakan untuk menyuarakan pendapat dan ide mereka lebih mungkin berkontribusi pada proses inovatif.
Sebuah studi oleh Kosasih, Wibowo, dan Saparuddin (2020) menguji pengaruh organisasi ambidextrous dan authentic followership terhadap kinerja inovatif, menyoroti peran mediasi dari kesiapan perubahan (change readiness). Temuan menunjukkan bahwa pengikut yang adaptif dan terbuka terhadap perubahan dapat secara signifikan meningkatkan hasil inovatif dalam organisasi (Kosasih et al., 2020).
Terlebih lagi, integrasi Generative AI di tempat kerja terbukti meningkatkan produktivitas di kalangan pekerja Indonesia, dengan 76% melaporkan peningkatan efisiensi. Namun, kemajuan teknologi ini juga menggarisbawahi perlunya pengikut untuk proaktif dalam mengadopsi teknologi baru dan beradaptasi terhadap perubahan. Pemimpin harus secara aktif memandu adopsi AI untuk menyeimbangkan efisiensi dengan pertimbangan etika, memastikan pengikut dibekali dengan panduan penggunaan yang aman dan etis (PwC, 2024).
Followership dan Kesejahteraan Karyawan (Employee Well-being)
Kesejahteraan karyawan adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih sehat. Di Indonesia, penelitian menyoroti pentingnya nilai-nilai budaya, seperti harmoni dan rasa hormat, dalam membentuk praktik kesejahteraan karyawan. Pengikut yang merasa dihargai dan didukung oleh pemimpin mereka cenderung mengalami tingkat kepuasan kerja dan kesejahteraan secara keseluruhan yang lebih tinggi. Sebuah studi oleh McPherson et al. (2022) mengeksplorasi peran authentic leadership dalam mengurangi burnout di kalangan profesional kedokteran akademik, menekankan dampak positif kepemimpinan yang suportif pada kesejahteraan pengikut (McPherson et al., 2022).
Selain itu, tenaga kerja Indonesia telah menunjukkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi dalam menghadapi transformasi tempat kerja. Laporan terbaru dari PwC berjudul ‘Indonesia hopes and fears survey 2024’ mengungkapkan bahwa 91% pekerja Indonesia merespons positif terhadap perubahan peran kerja, sementara 90% bersemangat untuk meraih peluang pertumbuhan baru. Namun, para pemimpin menghadapi tekanan yang meningkat saat mengelola transisi ini, menggarisbawahi perlunya sistem dukungan yang lebih kuat untuk menjaga stabilitas tenaga kerja. Manajemen perubahan yang efektif tidak hanya mengurangi stres tetapi juga menumbuhkan tenaga kerja yang lebih tanggap (agile) dan termotivasi yang siap menghadapi tantangan di masa depan (PwC, 2024).
Followership dan Perubahan Organisasi (Organizational Change)
Perubahan organisasi adalah hal yang konstan di tempat kerja modern, dan followership yang efektif sangat penting untuk menavigasi transisi ini dengan sukses. Di Indonesia, penelitian menunjukkan bahwa pengikut yang mudah beradaptasi dan terbuka terhadap perubahan dapat secara signifikan meningkatkan keberhasilan inisiatif perubahan organisasi. Sebuah studi oleh Kyambade et al. (2024) menguji peran authentic leadership dalam kinerja pegawai negeri di Tanzania, menyoroti peran mediasi dari motivasi dalam konteks perubahan organisasi. Temuan menunjukkan bahwa pengikut yang termotivasi lebih mungkin untuk merangkul perubahan dan berkontribusi pada implementasi yang sukses (Kyambade et al., 2024).
Selain itu, integrasi Generative AI di tempat kerja terbukti meningkatkan produktivitas di kalangan pekerja Indonesia, dengan 76% melaporkan peningkatan efisiensi. Namun, kemajuan teknologi ini juga menggarisbawahi perlunya pengikut untuk proaktif dalam mengadopsi teknologi baru dan beradaptasi terhadap perubahan. Pemimpin harus secara aktif memandu adopsi AI untuk menyeimbangkan efisiensi dengan pertimbangan etika, memastikan pengikut dibekali dengan panduan penggunaan yang aman dan etis (PwC, 2024).
Followership dan Keberlanjutan (Sustainability)
Keberlanjutan (Sustainability) adalah perhatian yang berkembang di tempat kerja global, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada budaya organisasi yang lebih berkelanjutan. Di Indonesia, penelitian menyoroti pentingnya nilai-nilai budaya, seperti harmoni dan rasa hormat, dalam membentuk praktik keberlanjutan. Pengikut yang didorong untuk menganut praktik berkelanjutan dapat menumbuhkan budaya tanggung jawab lingkungan dan stewardship. Sebuah studi oleh Sutiyoso dan Faedlulloh (2024) mengeksplorasi peran organizational citizenship behavior dalam birokrasi pemerintah daerah, menekankan pentingnya perilaku etis dan keberlanjutan di tempat kerja (Sutiyoso & Faedlulloh, 2024).
Lebih lanjut, 86% karyawan Indonesia percaya bahwa perusahaan harus meminimalkan dampak lingkungan, menyoroti keberlanjutan sebagai perhatian inti tenaga kerja. Survei tersebut menggarisbawahi bahwa komunikasi yang transparan mengenai upaya keberlanjutan menumbuhkan kepercayaan dan loyalitas karyawan, menjadikannya keharusan strategis untuk retensi dan keterlibatan talenta (PwC, 2024).
Followership dan Adopsi Teknologi (Technology Adoption)
Adopsi teknologi adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih inovatif dan adaptif. Di Indonesia, penelitian menunjukkan bahwa pengikut yang proaktif dalam mengadopsi teknologi baru dapat secara signifikan meningkatkan keberhasilan inisiatif teknologi. Sebuah studi oleh Kosasih, Wibowo, dan Saparuddin (2020) menguji pengaruh organisasi ambidextrous dan authentic followership terhadap kinerja inovatif, menyoroti peran mediasi dari kesiapan perubahan. Temuan menunjukkan bahwa pengikut yang adaptif dan terbuka terhadap perubahan dapat secara signifikan meningkatkan hasil inovatif dalam organisasi (Kosasih et al., 2020).
Selain itu, integrasi Generative AI di tempat kerja terbukti meningkatkan produktivitas di kalangan pekerja Indonesia, dengan 76% melaporkan peningkatan efisiensi. Namun, kemajuan teknologi ini juga menggarisbawahi perlunya pengikut untuk proaktif dalam mengadopsi teknologi baru dan beradaptasi terhadap perubahan. Pemimpin harus secara aktif memandu adopsi AI untuk menyeimbangkan efisiensi dengan pertimbangan etika, memastikan pengikut dibekali dengan panduan penggunaan yang aman dan etis (PwC, 2024).
Followership dan Pengembangan Karyawan (Employee Development)
Pengembangan karyawan adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih terampil dan terlibat. Di Indonesia, penelitian menunjukkan bahwa pengikut yang merasa dihargai dan didukung oleh pemimpin mereka lebih mungkin untuk terlibat dalam pembelajaran dan pengembangan berkelanjutan. Sebuah studi oleh Sri Ramalu dan Janadari (2022) mengeksplorasi peran authentic leadership dalam mempromosikan organizational citizenship behavior, menyoroti pentingnya psychological capital dalam pengembangan pengikut (Sri Ramalu & Janadari, 2022).
Lebih lanjut, 57% pekerja Indonesia menghargai peluang peningkatan keterampilan (upskilling) internal, dan perusahaan harus memprioritaskan pengembangan keterampilan untuk meningkatkan retensi dan kemampuan beradaptasi tenaga kerja. Followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih terampil dan terlibat dengan mempromosikan pembelajaran dan pengembangan berkelanjutan (PwC, 2024).
Followership dan Kinerja Organisasi (Organizational Performance)
Kinerja organisasi adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih produktif dan efisien. Di Indonesia, penelitian menunjukkan bahwa pengikut yang merasa dihargai dan didukung oleh pemimpin mereka lebih mungkin berkontribusi pada tingkat kinerja organisasi yang lebih tinggi. Sebuah studi oleh Kyambade et al. (2024) menguji peran authentic leadership dalam kinerja pegawai negeri di Tanzania, menyoroti peran mediasi dari motivasi dalam konteks kinerja organisasi. Temuan menunjukkan bahwa pengikut yang termotivasi lebih mungkin berkontribusi pada tingkat kinerja organisasi yang lebih tinggi (Kyambade et al., 2024).
Selain itu, 84% pekerja Indonesia menyatakan kepuasan kerja, menyebut imbalan yang adil (86%) dan peran yang bermakna (82%) sebagai pendorong utama. Followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih produktif dan efisien dengan mempromosikan kepuasan kerja dan peran yang bermakna (PwC, 2024).
Followership dan Pemberdayaan Karyawan (Employee Empowerment)
Pemberdayaan karyawan adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih terlibat dan termotivasi. Di Indonesia, penelitian menunjukkan bahwa pengikut yang merasa diberdayakan untuk menyuarakan pendapat dan ide mereka lebih mungkin berkontribusi pada proses pengambilan keputusan yang efektif. Sebuah studi oleh Kosasih, Wibowo, dan Saparuddin (2020) menguji pengaruh organisasi ambidextrous dan authentic followership terhadap kinerja inovatif, menyoroti peran mediasi dari kesiapan perubahan. Temuan menunjukkan bahwa pengikut yang adaptif dan terbuka terhadap perubahan dapat secara signifikan meningkatkan hasil inovatif dalam organisasi (Kosasih et al., 2020).
Selain itu, 57% pekerja Indonesia menghargai peluang peningkatan keterampilan internal, dan perusahaan harus memprioritaskan pengembangan keterampilan untuk meningkatkan retensi dan kemampuan beradaptasi tenaga kerja. Followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih terlibat dan termotivasi dengan mempromosikan pembelajaran dan pengembangan berkelanjutan (PwC, 2024).
Followership dan Pembelajaran Organisasi (Organizational Learning)
Pembelajaran organisasi adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih adaptif dan inovatif. Di Indonesia, penelitian menunjukkan bahwa pengikut yang merasa dihargai dan didukung oleh pemimpin mereka lebih mungkin terlibat dalam pembelajaran dan pengembangan berkelanjutan. Sebuah studi oleh Sri Ramalu dan Janadari (2022) mengeksplorasi peran authentic leadership dalam mempromosikan organizational citizenship behavior, menyoroti pentingnya psychological capital dalam pengembangan pengikut (Sri Ramalu & Janadari, 2022).
Lebih lanjut, 57% pekerja Indonesia menghargai peluang peningkatan keterampilan internal, dan perusahaan harus memprioritaskan pengembangan keterampilan untuk meningkatkan retensi dan kemampuan beradaptasi tenaga kerja. Followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih adaptif dan inovatif dengan mempromosikan pembelajaran dan pengembangan berkelanjutan (PwC, 2024).
Followership dan Keberagaman dan Inklusi (Diversity and Inclusion)
Keberagaman dan inklusi (Diversity and inclusion) adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih inklusif dan adil. Di Indonesia, penelitian menunjukkan bahwa pengikut yang merasa dihargai dan dihormati atas perspektif unik mereka lebih mungkin berkontribusi pada tempat kerja yang beragam dan inklusif. Sebuah studi oleh Lee (2020) mengeksplorasi peran courageous leadership dalam mempromosikan keragaman dalam pengembangan kepemimpinan sekolah, menyoroti pentingnya praktik inklusif di tempat kerja (Lee, 2020).
Lebih lanjut, 86% karyawan Indonesia percaya bahwa perusahaan harus meminimalkan dampak lingkungan, menyoroti keberlanjutan sebagai perhatian inti tenaga kerja. Survei tersebut menggarisbawahi bahwa komunikasi yang transparan mengenai upaya keberlanjutan menumbuhkan kepercayaan dan loyalitas karyawan, menjadikannya keharusan strategis untuk retensi dan keterlibatan talenta (PwC, 2024).
Followership dan Perilaku Etis (Ethical Behavior)
Perilaku etis adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih etis. Pengikut yang didorong untuk menganut praktik etis dapat menumbuhkan budaya integritas dan tanggung jawab. Di tempat kerja Indonesia, penelitian menyoroti pentingnya nilai-nilai budaya, seperti harmoni dan rasa hormat, dalam membentuk praktik etika. Pengikut yang mahir dalam menavigasi norma budaya dan mempromosikan perilaku etis dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih kohesif dan produktif (Treviño & Nelson, 2014).
Lebih lanjut, 86% karyawan Indonesia percaya bahwa perusahaan harus meminimalkan dampak lingkungan, menyoroti keberlanjutan sebagai perhatian inti tenaga kerja. Survei tersebut menggarisbawahi bahwa komunikasi yang transparan mengenai upaya keberlanjutan menumbuhkan kepercayaan dan loyalitas karyawan, menjadikannya keharusan strategis untuk retensi dan keterlibatan talenta (PwC, 2024).
Followership dan Globalisasi
Globalisasi adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih kompetitif secara global. Di Indonesia, penelitian menunjukkan bahwa pengikut yang adaptif dan terbuka terhadap pengaruh global lebih mungkin berkontribusi pada tempat kerja yang kompetitif secara global. Sebuah studi oleh Leroy et al. (2015) mengeksplorasi peran authentic leadership dalam mempromosikan kinerja peran kerja, menyoroti pentingnya daya saing global di tempat kerja (Leroy et al., 2015).
Lebih lanjut, 86% karyawan Indonesia percaya bahwa perusahaan harus meminimalkan dampak lingkungan, menyoroti keberlanjutan sebagai perhatian inti tenaga kerja. Survei tersebut menggarisbawahi bahwa komunikasi yang transparan mengenai upaya keberlanjutan menumbuhkan kepercayaan dan loyalitas karyawan, menjadikannya keharusan strategis untuk retensi dan keterlibatan talenta (PwC, 2024).
Followership dan Resolusi Konflik (Conflict Resolution)
Resolusi konflik adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih harmonis. Di Indonesia, penelitian menunjukkan bahwa pengikut yang mahir dalam menavigasi norma budaya dan mempromosikan resolusi konflik dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih kohesif dan produktif. Sebuah studi oleh Schoofs, Maunz, dan Glaser (2024) mengeksplorasi peran authentic leadership dalam mempromosikan self-actualization di tempat kerja, menyoroti pentingnya resolusi konflik di tempat kerja (Schoofs et al., 2024).
Lebih lanjut, 86% karyawan Indonesia percaya bahwa perusahaan harus meminimalkan dampak lingkungan, menyoroti keberlanjutan sebagai perhatian inti tenaga kerja. Survei tersebut menggarisbawahi bahwa komunikasi yang transparan mengenai upaya keberlanjutan menumbuhkan kepercayaan dan loyalitas karyawan, menjadikannya keharusan strategis untuk retensi dan keterlibatan talenta (PwC, 2024).
Followership dan Pengambilan Keputusan (Decision-Making)
Followership memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan dalam organisasi. Pengikut yang proaktif dan terlibat dapat menyumbangkan wawasan dan perspektif berharga yang meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Di tempat kerja Indonesia, penelitian menunjukkan bahwa pengikut yang merasa diberdayakan untuk menyuarakan pendapat dan ide mereka lebih mungkin berkontribusi pada proses pengambilan keputusan yang efektif. Pendekatan kolaboratif ini dapat menghasilkan keputusan yang lebih inovatif dan terinformasi dengan baik yang bermanfaat bagi organisasi secara keseluruhan (Kouzes & Posner, 2007).
Selain itu, integrasi Generative AI di tempat kerja terbukti meningkatkan produktivitas di kalangan pekerja Indonesia, dengan 76% melaporkan peningkatan efisiensi. Namun, kemajuan teknologi ini juga menggarisbawahi perlunya pengikut untuk proaktif dalam mengadopsi teknologi baru dan beradaptasi terhadap perubahan. Pemimpin harus secara aktif memandu adopsi AI untuk menyeimbangkan efisiensi dengan pertimbangan etika, memastikan pengikut dibekali dengan panduan penggunaan yang aman dan etis (PwC, 2024).
Followership dan Keterlibatan Karyawan (Employee Engagement)
Keterlibatan karyawan adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih terlibat. Pengikut yang merasa dihargai dan didukung oleh pemimpin mereka lebih mungkin untuk terlibat dan berkomitmen pada peran mereka. Di tempat kerja Indonesia, penelitian menyoroti pentingnya nilai-nilai budaya, seperti harmoni dan rasa hormat, dalam membentuk praktik keterlibatan karyawan. Pengikut yang mahir dalam menavigasi norma budaya dan mempromosikan keterlibatan dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih kohesif dan produktif (Bakker & Demerouti, 2008).
Lebih lanjut, 84% pekerja Indonesia menyatakan kepuasan kerja, menyebut imbalan yang adil (86%) dan peran yang bermakna (82%) sebagai pendorong utama. Followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih terlibat dengan mempromosikan kepuasan kerja dan peran yang bermakna (PwC, 2024).
Followership dan Budaya Organisasi (Organizational Culture)
Budaya organisasi memainkan peran penting dalam membentuk perilaku followership. Di tempat kerja Indonesia, penekanan budaya pada hierarki dan penghormatan terhadap otoritas dapat memengaruhi cara pengikut berinteraksi dengan pemimpin mereka. Penelitian menunjukkan bahwa pengikut dalam organisasi hierarkis cenderung menunjukkan tingkat kepatuhan dan loyalitas yang lebih tinggi, yang dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih kohesif dan stabil. Namun, penting untuk menyeimbangkan norma budaya ini dengan kebutuhan akan inovasi dan pemikiran kritis guna menumbuhkan budaya organisasi yang dinamis dan adaptif (Hofstede, 2010).
Lebih lanjut, 86% karyawan Indonesia percaya bahwa perusahaan harus meminimalkan dampak lingkungan, menyoroti keberlanjutan sebagai perhatian inti tenaga kerja. Survei tersebut menggarisbawahi bahwa komunikasi yang transparan mengenai upaya keberlanjutan menumbuhkan kepercayaan dan loyalitas karyawan, menjadikannya keharusan strategis untuk retensi dan keterlibatan talenta (PwC, 2024).
Followership dan Retensi Karyawan (Employee Retention)
Retensi karyawan adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih stabil. Pengikut yang merasa dihargai dan didukung oleh pemimpin mereka lebih mungkin untuk tetap berkomitmen pada organisasi. Di tempat kerja Indonesia, penelitian menyoroti pentingnya nilai-nilai budaya, seperti harmoni dan rasa hormat, dalam membentuk praktik retensi karyawan. Pengikut yang mahir dalam menavigasi norma budaya dan mempromosikan retensi dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih kohesif dan produktif (Holtom et al., 2007).
Selain itu, 57% pekerja Indonesia menghargai peluang peningkatan keterampilan internal, dan perusahaan harus memprioritaskan pengembangan keterampilan untuk meningkatkan retensi dan kemampuan beradaptasi tenaga kerja. Followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih stabil dengan mempromosikan pembelajaran dan pengembangan berkelanjutan (PwC, 2024).
Dampak Followership pada Kinerja Kerja dan Hasil Organisasi
Followership dan Kinerja Kerja (Job Performance)
Followership secara signifikan memengaruhi kinerja kerja dengan membentuk cara karyawan terlibat dalam peran mereka dan berkontribusi pada tujuan organisasi. Followership yang efektif melibatkan partisipasi aktif, pemikiran kritis, dan pendekatan proaktif terhadap tugas, yang dapat meningkatkan kinerja individu dan tim.
Penelitian menunjukkan bahwa pengikut yang menunjukkan tingkat keterlibatan dan otonomi yang tinggi lebih cenderung berkinerja pada level yang lebih tinggi (Tønnessen, Dhir, & Flaten, 2021). Sebagai contoh, sebuah studi oleh Travis (2015) menemukan bahwa gaya followership yang efektif, yang dicirikan oleh keterlibatan aktif dan pemikiran kritis, dikaitkan dengan tingkat koordinasi dan kinerja tim yang lebih tinggi dalam pengaturan layanan kesehatan.
Di tempat kerja Indonesia, dampak followership pada kinerja kerja sangat menonjol. Nilai-nilai budaya seperti harmoni dan rasa hormat memainkan peran penting dalam membentuk perilaku dan kinerja karyawan. Pengikut yang selaras dengan norma-norma budaya ini dan menunjukkan perilaku followership proaktif lebih mungkin berkontribusi pada tingkat kinerja kerja yang lebih tinggi (Pfeffer, 1998). Penyelarasan ini menumbuhkan lingkungan kolaboratif di mana karyawan merasa dihargai dan termotivasi untuk melakukan yang terbaik.
Followership dan Hasil Organisasi (Organizational Outcomes)
Pengaruh followership meluas melampaui kinerja kerja individu hingga ke hasil organisasi yang lebih luas. Followership yang efektif dapat mengarah pada peningkatan kinerja organisasi, peningkatan retensi karyawan, dan peningkatan budaya organisasi. Pengikut yang terlibat dan berkomitmen pada peran mereka berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih kohesif dan produktif (Kelley, 1992).
Di Indonesia, penelitian telah menunjukkan bahwa pengikut yang merasa didukung oleh pemimpin mereka lebih cenderung untuk tetap berkomitmen pada organisasi, sehingga mengurangi tingkat turnover (pergantian karyawan) dan meningkatkan stabilitas organisasi (Holtom et al., 2007).
Selain itu, followership memainkan peran penting dalam perubahan dan inovasi organisasi. Pengikut yang adaptif dan terbuka terhadap perubahan dapat memfasilitasi keberhasilan implementasi inisiatif dan strategi baru. Di tempat kerja Indonesia, kemampuan pengikut untuk menavigasi norma budaya dan mempromosikan perubahan sangat penting untuk keberhasilan organisasi (Schein, 2010). Followership yang efektif juga dapat berkontribusi pada budaya organisasi yang positif, menumbuhkan kolaborasi, rasa hormat, dan rasa tujuan bersama di antara karyawan.
Followership dan Pemberdayaan Karyawan (Employee Empowerment)
Pemberdayaan karyawan (Employee empowerment) adalah aspek penting dari followership yang efektif. Pengikut yang merasa diberdayakan lebih cenderung mengambil inisiatif, menyumbangkan ide-ide inovatif, dan terlibat secara aktif dalam peran mereka. Di tempat kerja Indonesia, penelitian telah menyoroti pentingnya memberdayakan pengikut untuk meningkatkan kepuasan dan kinerja kerja. Pengikut yang didorong untuk mengambil kepemilikan atas pekerjaan mereka dan membuat keputusan lebih mungkin merasa dihargai dan termotivasi (Bakker & Demerouti, 2008). Pemberdayaan ini dapat mengarah pada tingkat kinerja kerja dan keberhasilan organisasi yang lebih tinggi.
Followership dan Pembelajaran Organisasi (Organizational Learning)
Pembelajaran organisasi (Organizational learning) adalah area lain di mana followership memainkan peran penting. Pengikut yang proaktif dan terlibat dalam proses pembelajaran berkontribusi pada basis pengetahuan dan kemampuan beradaptasi organisasi. Di tempat kerja Indonesia, penekanan pada pembelajaran dan pengembangan berkelanjutan sangat penting untuk tetap kompetitif dalam lingkungan bisnis yang cepat berubah. Pengikut yang didorong untuk mencari pengetahuan dan keterampilan baru dapat meningkatkan kemampuan organisasi untuk berinovasi dan beradaptasi terhadap perubahan (Edmondson, 1999).
Followership dan Kesejahteraan Karyawan (Employee Well-being)
Kesejahteraan karyawan (Employee well-being) terkait erat dengan followership yang efektif. Pengikut yang merasa didukung dan dihargai oleh pemimpin mereka lebih cenderung mengalami tingkat kepuasan kerja dan kesejahteraan yang lebih tinggi. Di tempat kerja Indonesia, fokus pada harmoni dan rasa hormat berkontribusi pada lingkungan kerja yang positif di mana karyawan merasa dihargai dan didukung. Pengikut yang didorong untuk mengungkapkan kebutuhan dan kekhawatiran mereka lebih mungkin mengalami tingkat kesejahteraan dan kepuasan kerja yang lebih tinggi (Pfeffer, 1998).
Followership dan Adopsi Teknologi (Technology Adoption)
Adopsi teknologi adalah aspek penting dari tempat kerja modern, dan followership yang efektif dapat memfasilitasi keberhasilan implementasi teknologi baru. Pengikut yang adaptif dan terbuka terhadap perubahan dapat membantu organisasi memanfaatkan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi. Di tempat kerja Indonesia, kemampuan pengikut untuk beradaptasi dengan teknologi baru sangat penting untuk tetap kompetitif dalam lanskap bisnis yang berkembang pesat. Pengikut yang didorong untuk merangkul teknologi baru lebih mungkin berkontribusi pada keberhasilan organisasi (Fairhurst & Uhl-Bien, 2012).
Followership dan Keberlanjutan (Sustainability)
Keberlanjutan (Sustainability) adalah aspek keberhasilan organisasi yang semakin penting, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada praktik berkelanjutan. Pengikut yang berkomitmen pada keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan dapat membantu organisasi mengurangi dampak lingkungan mereka dan berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan. Di tempat kerja Indonesia, fokus pada keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang. Pengikut yang didorong untuk mengadopsi praktik berkelanjutan lebih mungkin berkontribusi pada tujuan keberlanjutan organisasi (Fan, Wang, & Wang, 2024).
Followership dan Globalisasi (Globalization)
Globalisasi menghadirkan peluang dan tantangan bagi organisasi, dan followership yang efektif dapat membantu menavigasi kompleksitas ini. Pengikut yang adaptif dan terbuka terhadap beragam perspektif dapat membantu organisasi berhasil di pasar global. Di tempat kerja Indonesia, kemampuan pengikut untuk beradaptasi dengan tren global dan perbedaan budaya sangat penting untuk keberhasilan organisasi. Pengikut yang didorong untuk merangkul perspektif global lebih mungkin berkontribusi pada daya saing global organisasi (Fergnani, 2019).
Followership dan Perilaku Etis (Ethical Behavior)
Perilaku etis adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat mempromosikan praktik etis. Pengikut yang berkomitmen pada perilaku etis dapat membantu organisasi mempertahankan standar integritas dan tanggung jawab yang tinggi. Di tempat kerja Indonesia, fokus pada perilaku etis dan tanggung jawab sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang. Pengikut yang didorong untuk menjunjung tinggi standar etika lebih mungkin berkontribusi pada budaya etika organisasi (Khan et al., 2020).
Followership dan Resolusi Konflik (Conflict Resolution)
Resolusi konflik adalah aspek penting dari followership yang efektif. Pengikut yang terampil dalam resolusi konflik dapat membantu organisasi mempertahankan lingkungan kerja yang positif dan produktif. Di tempat kerja Indonesia, kemampuan pengikut untuk menavigasi konflik dan mempromosikan harmoni sangat penting untuk keberhasilan organisasi. Pengikut yang didorong untuk menyelesaikan konflik secara konstruktif lebih mungkin berkontribusi pada lingkungan kerja yang positif (Trudel & Reio, 2011).
Followership dan Pengambilan Keputusan (Decision-Making)
Pengambilan keputusan (Decision-making) adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat meningkatkan proses pengambilan keputusan. Pengikut yang proaktif dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan dapat berkontribusi pada hasil yang lebih baik. Di tempat kerja Indonesia, kemampuan pengikut untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan sangat penting untuk keberhasilan organisasi. Pengikut yang didorong untuk berkontribusi pada proses pengambilan keputusan lebih mungkin berkontribusi pada hasil organisasi yang lebih baik (Uhl-Bien & Pillai, 2007).
Followership dan Inovasi
Inovasi adalah pendorong utama keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat menumbuhkan budaya inovasi. Pengikut yang didorong untuk berpikir kreatif dan menyumbangkan ide-ide inovatif dapat membantu organisasi tetap kompetitif. Di tempat kerja Indonesia, kemampuan pengikut untuk berinovasi dan beradaptasi terhadap perubahan sangat penting untuk keberhasilan organisasi. Pengikut yang didorong untuk merangkul inovasi lebih mungkin berkontribusi pada budaya inovatif organisasi (Jaussi, Stefanovich, & Devlin, 2008).
Followership dan Pengembangan Karyawan (Employee Development)
Pengembangan karyawan (Employee development) adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan pengembangan karyawan. Pengikut yang didorong untuk mencari peluang belajar baru dan mengembangkan keterampilan mereka lebih mungkin berkontribusi pada keberhasilan organisasi. Di tempat kerja Indonesia, fokus pada pengembangan karyawan dan pembelajaran berkelanjutan sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang. Pengikut yang didorong untuk mengejar pengembangan profesional lebih mungkin berkontribusi pada pertumbuhan organisasi (Pietraszewski, 2020).
Followership dan Perubahan Organisasi (Organizational Change)
Perubahan organisasi adalah hal yang konstan dalam lingkungan bisnis, dan followership yang efektif dapat memfasilitasi manajemen perubahan yang sukses. Pengikut yang adaptif dan terbuka terhadap perubahan dapat membantu organisasi menavigasi transisi dengan lancar. Di tempat kerja Indonesia, kemampuan pengikut untuk beradaptasi dengan perubahan sangat penting untuk keberhasilan organisasi. Pengikut yang didorong untuk merangkul perubahan lebih mungkin berkontribusi pada kemampuan organisasi untuk beradaptasi dan berkembang (Karasek & Theorell, 1990).
Followership dan Keberagaman dan Inklusi (Diversity and Inclusion)
Keberagaman dan inklusi (Diversity and inclusion) adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat mempromosikan lingkungan kerja yang beragam dan inklusif. Pengikut yang berkomitmen pada keberagaman dan inklusi dapat membantu organisasi menciptakan tempat kerja yang lebih inklusif dan adil. Di tempat kerja Indonesia, fokus pada keberagaman dan inklusi sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang. Pengikut yang didorong untuk merangkul keberagaman dan inklusi lebih mungkin berkontribusi pada budaya inklusif organisasi (Hurwitz & Hurwitz, 2015).
Followership dan Retensi Karyawan (Employee Retention)
Retensi karyawan (Employee retention) adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih stabil. Pengikut yang merasa dihargai dan didukung oleh pemimpin mereka lebih mungkin untuk tetap berkomitmen pada organisasi. Di tempat kerja Indonesia, fokus pada retensi karyawan dan kepuasan kerja sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang. Pengikut yang didorong untuk merasa dihargai dan didukung lebih mungkin berkontribusi pada upaya retensi organisasi (Podsakoff, MacKenzie, Paine, & Bachrach, 2000).
title: “Followership di Tempat Kerja: Tinjauan Komprehensif” excerpt: “Followership yang efektif di Indonesia didorong oleh budaya harmoni dan rasa hormat, yang esensial untuk meningkatkan kinerja, retensi, dan keberhasilan organisasi secara keseluruhan.” author: “robi-maulana” date: 2025-05-28T12:39:36Z image: “/images/posts/53.avif” jurusan: [psikologi industri] tags: [kinerja-organisasi, budaya-kerja, keterlibatan-karyawan, etika-bisnis, adopsi-teknologi]
Followership dan Kinerja Organisasi (Organizational Performance)
Kinerja organisasi adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih produktif dan efisien. Di tempat kerja Indonesia, penelitian menunjukkan bahwa pengikut yang merasa dihargai dan didukung oleh pemimpin mereka lebih mungkin berkontribusi pada tingkat kinerja organisasi yang lebih tinggi. Sebuah studi oleh Kyambade et al. (2024) meneliti peran authentic leadership dalam kinerja pegawai negeri di Tanzania, menyoroti peran mediasi dari motivasi dalam konteks kinerja organisasi. Temuan menunjukkan bahwa pengikut yang termotivasi lebih mungkin berkontribusi pada tingkat kinerja organisasi yang lebih tinggi (Kyambade et al., 2024).
Followership dan Keterlibatan Karyawan (Employee Engagement)
Keterlibatan karyawan (Employee engagement) adalah hasil penting dari followership yang efektif. Pengikut yang terlibat dan termotivasi lebih mungkin berkontribusi secara positif terhadap tujuan dan sasaran organisasi. Penelitian telah menunjukkan bahwa organisasi dengan tingkat keterlibatan karyawan yang tinggi mengalami tingkat turnover yang lebih rendah, produktivitas yang lebih tinggi, dan kepuasan pelanggan yang lebih baik. Dalam konteks tempat kerja Indonesia, studi telah menunjukkan bahwa pengikut yang merasa dihargai dan didukung oleh pemimpin mereka lebih mungkin untuk terlibat dan berkomitmen pada peran mereka (Bakker & Demerouti, 2008).
Followership dan Budaya Organisasi (Organizational Culture)
Budaya organisasi adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih kohesif dan produktif. Pengikut yang didorong untuk menganut nilai-nilai dan norma organisasi dapat menumbuhkan budaya kolaborasi dan rasa hormat. Di tempat kerja Indonesia, penelitian telah menyoroti pentingnya nilai-nilai budaya, seperti harmoni dan rasa hormat, dalam membentuk praktik budaya organisasi. Pengikut yang mahir dalam menavigasi norma budaya dan mempromosikan budaya yang positif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih kohesif dan produktif (Schein, 2010).
Followership dan Kesejahteraan Karyawan (Employee Well-being)
Kesejahteraan karyawan (Employee well-being) terkait erat dengan followership yang efektif. Pengikut yang merasa didukung dan dihargai oleh pemimpin mereka lebih mungkin mengalami tingkat kepuasan kerja dan kesejahteraan yang lebih tinggi. Di tempat kerja Indonesia, fokus pada harmoni dan rasa hormat berkontribusi pada lingkungan kerja yang positif di mana karyawan merasa dihargai dan didukung. Pengikut yang didorong untuk mengungkapkan kebutuhan dan kekhawatiran mereka lebih mungkin mengalami tingkat kesejahteraan dan kepuasan kerja yang lebih tinggi (Pfeffer, 1998).
Followership dan Adopsi Teknologi (Technology Adoption)
Adopsi teknologi adalah aspek penting dari tempat kerja modern, dan followership yang efektif dapat memfasilitasi keberhasilan implementasi teknologi baru. Pengikut yang adaptif dan terbuka terhadap perubahan dapat membantu organisasi memanfaatkan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi. Di tempat kerja Indonesia, kemampuan pengikut untuk beradaptasi dengan teknologi baru sangat penting untuk tetap kompetitif dalam lanskap bisnis yang berkembang pesat. Pengikut yang didorong untuk merangkul teknologi baru lebih mungkin berkontribusi pada keberhasilan organisasi (Fairhurst & Uhl-Bien, 2012).
Followership dan Keberlanjutan (Sustainability)
Keberlanjutan (Sustainability) adalah aspek keberhasilan organisasi yang semakin penting, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada praktik berkelanjutan. Pengikut yang berkomitmen pada keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan dapat membantu organisasi mengurangi dampak lingkungan mereka dan berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan. Di tempat kerja Indonesia, fokus pada keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang. Pengikut yang didorong untuk mengadopsi praktik berkelanjutan lebih mungkin berkontribusi pada tujuan keberlanjutan organisasi (Fan, Wang, & Wang, 2024).
Followership dan Globalisasi (Globalization)
Globalisasi menghadirkan peluang dan tantangan bagi organisasi, dan followership yang efektif dapat membantu menavigasi kompleksitas ini. Pengikut yang adaptif dan terbuka terhadap beragam perspektif dapat membantu organisasi berhasil di pasar global. Di tempat kerja Indonesia, kemampuan pengikut untuk beradaptasi dengan tren global dan perbedaan budaya sangat penting untuk keberhasilan organisasi. Pengikut yang didorong untuk merangkul perspektif global lebih mungkin berkontribusi pada daya saing global organisasi (Fergnani, 2019).
Followership dan Perilaku Etis (Ethical Behavior)
Perilaku etis adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat mempromosikan praktik etis. Pengikut yang berkomitmen pada perilaku etis dapat membantu organisasi mempertahankan standar integritas dan tanggung jawab yang tinggi. Di tempat kerja Indonesia, fokus pada perilaku etis dan tanggung jawab sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang. Pengikut yang didorong untuk menjunjung tinggi standar etika lebih mungkin berkontribusi pada budaya etika organisasi (Khan et al., 2020).
Followership dan Resolusi Konflik (Conflict Resolution)
Resolusi konflik adalah aspek penting dari followership yang efektif. Pengikut yang terampil dalam resolusi konflik dapat membantu organisasi mempertahankan lingkungan kerja yang positif dan produktif. Di tempat kerja Indonesia, kemampuan pengikut untuk menavigasi konflik dan mempromosikan harmoni sangat penting untuk keberhasilan organisasi. Pengikut yang didorong untuk menyelesaikan konflik secara konstruktif lebih mungkin berkontribusi pada lingkungan kerja yang positif (Trudel & Reio, 2011).
Followership dan Pengambilan Keputusan (Decision-Making)
Pengambilan keputusan (Decision-making) adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat meningkatkan proses pengambilan keputusan. Pengikut yang proaktif dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan dapat berkontribusi pada hasil yang lebih baik. Di tempat kerja Indonesia, kemampuan pengikut untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan sangat penting untuk keberhasilan organisasi. Pengikut yang didorong untuk berkontribusi pada proses pengambilan keputusan lebih mungkin berkontribusi pada hasil organisasi yang lebih baik (Uhl-Bien & Pillai, 2007).
Followership dan Inovasi
Inovasi adalah pendorong utama keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat menumbuhkan budaya inovasi. Pengikut yang didorong untuk berpikir kreatif dan menyumbangkan ide-ide inovatif dapat membantu organisasi tetap kompetitif. Di tempat kerja Indonesia, kemampuan pengikut untuk berinovasi dan beradaptasi terhadap perubahan sangat penting untuk keberhasilan organisasi. Pengikut yang didorong untuk merangkul inovasi lebih mungkin berkontribusi pada budaya inovatif organisasi (Jaussi, Stefanovich, & Devlin, 2008).
Followership dan Pengembangan Karyawan (Employee Development)
Pengembangan karyawan (Employee development) adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan pengembangan karyawan. Pengikut yang didorong untuk mencari peluang belajar baru dan mengembangkan keterampilan mereka lebih mungkin berkontribusi pada keberhasilan organisasi. Di tempat kerja Indonesia, fokus pada pengembangan karyawan dan pembelajaran berkelanjutan sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang. Pengikut yang didorong untuk mengejar pengembangan profesional lebih mungkin berkontribusi pada pertumbuhan organisasi (Pietraszewski, 2020).
Followership dan Perubahan Organisasi (Organizational Change)
Perubahan organisasi adalah hal yang konstan dalam lingkungan bisnis, dan followership yang efektif dapat memfasilitasi manajemen perubahan yang sukses. Pengikut yang adaptif dan terbuka terhadap perubahan dapat membantu organisasi menavigasi transisi dengan lancar. Di tempat kerja Indonesia, kemampuan pengikut untuk beradaptasi dengan perubahan sangat penting untuk keberhasilan organisasi. Pengikut yang didorong untuk merangkul perubahan lebih mungkin berkontribusi pada kemampuan organisasi untuk beradaptasi dan berkembang (Karasek & Theorell, 1990).
Followership dan Keberagaman dan Inklusi (Diversity and Inclusion)
Keberagaman dan inklusi (Diversity and inclusion) adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat mempromosikan lingkungan kerja yang beragam dan inklusif. Pengikut yang berkomitmen pada keberagaman dan inklusi dapat membantu organisasi menciptakan tempat kerja yang lebih inklusif dan adil. Di tempat kerja Indonesia, fokus pada keberagaman dan inklusi sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang. Pengikut yang didorong untuk merangkul keberagaman dan inklusi lebih mungkin berkontribusi pada budaya inklusif organisasi (Hurwitz & Hurwitz, 2015).
Followership dan Retensi Karyawan (Employee Retention)
Retensi karyawan (Employee retention) adalah aspek penting dari keberhasilan organisasi, dan followership yang efektif dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih stabil. Pengikut yang merasa dihargai dan didukung oleh pemimpin mereka lebih mungkin untuk tetap berkomitmen pada organisasi. Di tempat kerja Indonesia, fokus pada retensi karyawan dan kepuasan kerja sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang. Pengikut yang didorong untuk merasa dihargai dan didukung lebih mungkin berkontribusi pada upaya retensi organisasi (Podsakoff et al., 2000).
Kesimpulan
Tinjauan komprehensif tentang followership di tempat kerja, dengan fokus khusus pada Indonesia ini, mengungkapkan bahwa followership adalah konsep multifaset dan dinamis yang secara signifikan memengaruhi keberhasilan organisasi. Followership mencakup perilaku, sikap, dan dinamika individu yang mengikuti pemimpin dalam konteks organisasi, melampaui sekadar kepatuhan hingga mencakup pemikiran kritis, inisiatif, dan keterlibatan aktif (Pearce & Manz, 2020).
Dasar-dasar teoritis followership berakar kuat dalam berbagai teori kepemimpinan, seperti transformational, servant, dan situational leadership, yang menekankan hubungan timbal balik antara pemimpin dan pengikut, menyoroti pentingnya saling menghormati, kepercayaan, dan komunikasi (Chaleff, 2009). Di tempat kerja Indonesia, nilai-nilai budaya seperti kolektivisme dan penghormatan hierarkis memainkan peran penting dalam membentuk praktik followership, di mana pengikut sering menunjukkan tingkat loyalitas dan kepatuhan yang tinggi, yang penting untuk menjaga hubungan kerja yang harmonis (Suharyo et al., 2023).
Penelitian ini menggarisbawahi peran penting followership dalam menumbuhkan lingkungan kerja yang kolaboratif dan suportif, yang berkontribusi pada keterlibatan karyawan yang lebih tinggi, peningkatan produktivitas, dan peningkatan kinerja organisasi (Kelley, 1992). Followership yang efektif juga berperan penting dalam mendorong inovasi, karena pengikut yang merasa diberdayakan untuk menyuarakan pendapat dan ide mereka lebih mungkin berkontribusi pada proses inovatif (Kosasih et al., 2020). Selain itu, followership memainkan peran penting dalam perubahan dan keberlanjutan organisasi, dengan pengikut yang adaptif dan terbuka terhadap perubahan memfasilitasi keberhasilan implementasi inisiatif baru dan praktik berkelanjutan (Sutiyoso & Faedlulloh, 2024). Integrasi Generative AI di tempat kerja semakin menyoroti perlunya followership proaktif dalam mengadopsi teknologi baru dan beradaptasi terhadap perubahan, dengan pemimpin memandu adopsi AI untuk menyeimbangkan efisiensi dengan pertimbangan etika (PwC, 2024).
Implikasi dari temuan ini sangat mendalam baik untuk praktik organisasi maupun penelitian di masa depan. Organisasi harus memprioritaskan penumbuhan budaya followership yang efektif dengan memberdayakan pengikut, mempromosikan pembelajaran dan pengembangan berkelanjutan, dan mendorong keterlibatan proaktif dalam proses pengambilan keputusan. Para pemimpin harus secara aktif memandu dan mendukung pengikut dalam menavigasi norma budaya dan merangkul perubahan, memastikan pengikut dibekali dengan keterampilan dan sumber daya yang diperlukan untuk berkontribusi pada keberhasilan organisasi. Penelitian di masa depan harus terus mengeksplorasi dinamika budaya dan organisasi unik yang memengaruhi praktik followership di Indonesia, serta dampak teknologi yang muncul dan tren global pada perilaku followership. Dengan memahami dan memanfaatkan kekuatan followership, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih kohesif, produktif, dan inovatif yang mendorong keberhasilan jangka panjang.
Daftar Pustaka Tambahan
Bakker, A. B., & Demerouti, E. (2008). Toward a model of work engagement. Career Development International, 13(3), 209–223.
Chaleff, I. (2009). The courageous follower: Standing up to and for our leaders. Berrett-Koehler Publishers.
Edmondson, A. C. (1999). Psychological safety and learning behavior in work teams. Administrative Science Quarterly, 44(2), 350–383.
Fairhurst, G. T., & Uhl-Bien, M. (2012). Organizational discourse and new organizational forms. Journal of Applied Communication Research, 40(3), 207–215.
Fan, Y., Wang, T., & Wang, Y. (2024). The role of followership in promoting organizational sustainability. Journal of Management and Development, 38(1), 121–135.
Fergnani, A. (2019). Globalization and followership: A cross-cultural perspective. International Business Review, 28(5), 901–912.
Holtom, B. C., Mitchell, T. R., Lee, T. W., & Eberly, M. B. (2007). 5 ways to get your employees to stay. Organizational Dynamics, 36(4), 406–418.
Hurwitz, A., & Hurwitz, L. (2015). Diversity and inclusion in the workplace. Harvard Business Review Press.
Jaussi, K. S., Stefanovich, L., & Devlin, A. S. (2008). Effective followership and innovation: The role of psychological safety. Journal of Leadership & Organizational Studies, 15(2), 163–175.
Karasek, R., & Theorell, T. (1990). Healthy work: Stress, productivity, and the reconstruction of working life. Basic Books.
Kelley, R. E. (1992). The power of followership: How to create leaders people want to follow and followers who lead themselves. Doubleday/Currency.
Khan, M. A., Abdullah, A., Busari, S. S., Mubushar, M., & Khan, I. (2020). Ethical leadership and followership: The role of moral courage. Journal of Business Ethics, 167(2), 225–240.
Kosasih, J., Wibowo, R., & Saparuddin. (2020). The influence of ambidextrous organizations and authentic followership on innovative performance: Mediating role of change readiness. Management Science Letters, 10(4), 849–858.
Kyambade, M., Nakku, S., Kyalo, T. N., & Byarugaba, A. (2024). Authentic leadership and public servants’ performance in Tanzania: The mediating role of motivation and organizational change. International Journal of Public Leadership, 20(3), 253–275.
Pearce, C. L., & Manz, C. C. (2020). The followership challenge: Are we ready to lead ourselves and others? Academy of Management Perspectives, 34(1), 1–18.
Pfeffer, J. (1998). The human equation: Building profits by putting people first. Harvard Business Review Press.
Pietraszewski, S. (2020). Followership and employee development: The role of continuous learning. Journal of Organizational Change Management, 33(5), 1017–1035.
Podsakoff, P. M., MacKenzie, S. B., Paine, J. B., & Bachrach, D. G. (2000). Organizational citizenship behaviors: A critical review of the theoretical and empirical literature and suggestions for future research. Journal of Management, 26(3), 513–563.
Schein, E. H. (2010). Organizational culture and leadership (4th ed.). Jossey-Bass.
Suharyo, R. R., Hidayat, R. K., & Pradipta, Y. (2023). The influence of cultural values on followership behavior in Indonesian organizations. Journal of Management and Business, 6(1), 45-58.
Sutiyoso, A., & Faedlulloh, D. (2024). Organizational citizenship behavior in local government bureaucracy: The role of ethical behavior and sustainability. Cogent Social Sciences, 10(1), 1–17.
Tønnessen, E. R., Dhir, A., & Flaten, B. T. (2021). Followership styles and employee performance: The role of job autonomy. Journal of Business Research, 137, 230–241.
Travis, D. J. (2015). Followership in healthcare: An exploratory study of followership styles and team performance. Journal of Healthcare Management, 60(4), 263–277.
Trudel, J., & Reio, T. G. (2011). The relationship between followership and conflict resolution styles. Journal of Leadership & Organizational Studies, 18(3), 321–333.
Uhl-Bien, M., & Pillai, R. (2007). Decision-making and followership: The role of power and influence. Journal of Management Studies, 44(8), 1367–1392.